Situs Setono Gedong
Situs
Setono Gedong lokasinya berada di belakang Masjid Aulia Setono Gedong,
dicapai melalui sebuah gang yang cukup besar di Jl. Doho, Kediri, yang
letak dan arahnya berseberangan dengan jalan simpang
yang menuju ke arah Stasiun Kereta Api Kediri. Di dekat situs ini juga
terdapat kompleks makam keramat yang banyak dikunjungi peziarah.
Sebelum masuk ke kompleks Masjid Setono Gedong, terdapat sebuah
gapura yang tidak begitu tinggi namun sangat tebal dindingnya, yang
konon sebelumnya merupakan gapura sebuah candi. Sebuah sumber mengatakan
bahwa beberapa pihak telah berupaya untuk mempertahankan gapura itu,
namun sayang tidak berhasil. Masih beruntung bahwa gapura candi itu
tidak dihancurkan, namun hanya dilapis semen sehingga bentuknya pun
berubah seperti sekarang ini.
Susunan batu yang ditata berjajar membentuk undakan menuju bangunan pendopo bergaya joglo, yang berukuran besar di sebelah kanan, dan yang berukuran kecil berada di sebelah kiri. Kedua bangunan itu tampaknya belum terlalu lama didirikan.
Susunan batu di bagian bawah yang berwarna kekuningan adalah masih asli, yang menurut sebuah sumber merupakan pondasi sebuah candi dari jaman Kerajaan Kediri, sedangkan yang dibagian atasnya merupakan susunan batu yang ditata kemudian.
Konon di atas pondasi candi itu sempat akan dibangun sebuah masjid
oleh para wali. Namun karena alasan yang tidak diketahui, pembangunan
masjid itu tidak jadi dilaksanakan. Materialnya konon kemudian digunakan
untuk membantu menyelesaikan pembangunan Masjid Demak di Demak, dan
Masjid Sang Cipta Rasa di Cirebon.
Area di atas pondasi itu sempat difungsikan sebagai sarana prasarana
ibadah, dan tempat pertemuan para wali. Menurut cerita, wilayah Kediri
dibagai dalam 2 kelompok oleh para wali. Di Barat sungai di pimpin oleh
Sunan Bonang, sedangkan di sebelah Timur sungai dipimpin oleh Sunan Kali
Jogo, yang di dalamnya termasuk mbah Wasil yang berasal dari Istambul.
Kediri adalah salah satu daerah yang paling akhir di-Islam-kan oleh para
wali.
Relief Burung Garuda di Situs Setono Gedong, yang dipahat pada sisi sebuah batu persegi yang bagian atasnya berbentuk bunga teratai yang bulat dan gemuk di tengah berhias garis-garis lengkung, dengan bagian atas rata. Batu di Situs Setono Gedong ini di simpan di bawah bangunan joglo kecil yang berada di sebelah kiri.
Sebuah lingga yang diletakkan di sisi sebelah kanan batu berelief Garuda. Seperti tampak pada foto, bahwa di sisi batu yang berada di belakang lingga ini juga terdapat relief Garuda dengan sayap mengembang, berbeda bentuknya dengan relief garuda pada sisi sebelumnya.
Relief Garuda itu ternyata dipahat pada keempat sisi batu di Situs Setono Gedong ini. Dalam kepercayaan Hindu, Garuda adalah burung yang menjadi tunggangan Dewa Wisnu.
Tumpukan batu-batu berukir, yang diletakkan pada salah satu sisi di kompleks Situs Setono Gedong ini. Jika diperhatikan, batu yang menumpang pada sebelah kiri atas batu yang memanjang, memiliki ukiran relief manusia yang tengah duduk bersila, dengan jari-jari tangan menangkup, sebatas dada, tanpa kepala. Sebuah relief yang lazim dijumpai pada candi.
Sebuah bentuk batu di Situs Setono Gedong yang menyerupai sebuah mangkuk besar yang rata permukaannya, diletakkan di atas sebuah umpak yang ornamennya sudah tidak begitu kentara lagi.
Bangunan pendopo tanpa dinding, dengan atap bersusun tiga, yang disangga lima baris pilar kayu yang masing-masing berjumlah enam buah. Sebelum dibangun pendopo, area ini sempat tidak terurus dan ditumbuhi alang-alang yang tinggi.
Sebuah sumur tua yang letaknya berdekatan dengan situs Situs Setono Gedong, yang mengingatkan saya pada Sendang Tirta Kamandanu.
Situs Setono Gedong merupakan sebuah situs yang sangat menarik buat saya, meskipun masih menyimpan banyak misteri. Tidak ada prasasti bertulis yang ditemukan di sekitar Situs Setono Gedong ini yang bisa mengungkap riwayat situs ini. Hanya ada relief Garuda dan serakan sisa-sisa batu candi, serta cerita-cerita yang memberi gambaran samar mengenai riwayat Situs Setono Gedong di Kediri ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar